Sabtu, 06 November 2010

Waduh, Jaringan Seluler Bisa Ambruk di 2013

JAKARTA--MICOM:Pertama Anda sulit mengunduh video dalam YouTube. Bosan menunggu unduhan tak kelar-kelar, Anda beralih ke Twitter, dan ternyata ini pun lamban. Anda lalu menoleh email, dan ya ampun, lagi-lagiloading-nya lama banget.

Hal itu akan terjadi ketika jaringan telepon seluruh dunia ambruk. Bulan-bulan berikutnya, Anda bahkan akan sangat sulit untuk sekedar menelepon. 


Diperkirakan, tiga tahun dari sekarang, saatnya menuju masa kehancuran pertama jaringan telepon. Selamat datang di tahun 2013!

Asumsi ini memang hanya skenario terburuk, tetapi macet totalnya jaringan komunikasi internet di masa dekat nanti memang amat mungkin terjadi.

Jaringan seluler sudah menunjukkan tanda-tanda kemandekan. Ponsel Anda tiba-tiba tak bisa dihubungi ketika sedang berada di tengah kerumunan orang banyak atau pada event-event besar seperti konser musik atau pertandingan olah raga.

Dan masalah ini semakin buruk saja dari hari ke hari. Ponsel pintar yang banyak melahap data, adalah sumber dari masalah ini.

Bagaimana tidak, jaringan komunikasi yang masuk melalui ponsel pintar telah melebihi kapasitasnya karena sibuk menerima dan mengirimkan web pages, email, dan video streaming, 24 jam sehari tanpa henti.

Jika penggunaan perangkat-perangkat canggih seperti itu kian meluas, maka jaringan seluler di seluruh dunia akan macet total pada 2013. Ini terjadi karena layanan inti dari komunikasi jenis ini tergantung kepada komunikasi nirkabel.

Satu-satunya solusi untuk mengatasinya adalah meneliti lagi bagaimana komunikasi mobile disampaikan.

Pemerintah AS dan Eropa saat ini sedang mengatur potongan-potongan (chunk) spektrum gelombang elektromagnetik 5 Megahertz per jaringan per operator, yang digunakan operator di transmiter-transmiter mereka.

Potongan spektrum gelombang elektromagnetik ini berkaitan dengan jalur penerimaan dan pengiriman data lewat transmiter.

Laiknya jalan raya, jalur komunikasi bebas hambatan hanya untuk menghindari terlalu padatnya lalu lintas komunikasi.

Teknologi 3G dewasa ini bisa mengirimkan data 1 bit per detik per 1 Hertz dari potongan spektrum gelombang yang dimiliki masing-masing operator.

Itu artinya, menara BTS yang menggunakan sepasang potongan spektrum gelombang 5 MHz bisa mentransmisikan hanya 6 megabyte data per detik.

Macetnya jaringan seluler tak bisa diperkirakan satu dekade lalu tatkala jaringan 3G belumlah tercipta. Saat itu, pengguna ponsel pintar hanyalah para eksekutif perusahaan lewat BlackBerry mereka, dan jaringan 3G tidak banyak dimanfaatkan oleh mereka.

Kini itu tak terjadi lagi. Modem-modem nirkabel, mempersibuk lalu lintas data sejak diperkenalkan lima tahun lalu.

Kemudian pada 2007, Apple meluncurkan iPhone yang kini sudah terjual 50 juta unit. Tiba-tiba saja, muka-muka baru berseliweran melintasi jalur lalu lintas komunikasi seluler, dan semuanya merampas badan jalur kamunikasi yang telah ada.

Misal, satu video streaming akan menyita bandwidth yang dipakai untuk 100 panggilan telepon. Akibatnya, jalur 3G kini menjadi terlalu padat, khususnya di kota-kota besar di mana banyak orang menggunakan ponsel pintar. Dan saat itu operator telepon seluler akan dibanjiri oleh gelombang keluhan dari pelanggan.

Kemacetan seperti itu tampaknya akan menjadi biasa, menyusul semakin tingginya penggunaan ponsel pintar.

Di Amerika saja, lebih dari 1,5 juta iPhone 4 --versi terakhir ponsel pintar produk Apple-- ludes terjual pada peluncuran perdananya Juni lalu. Sementara ponsel-ponsel berbasis Android buatan Google, kian digemari orang.

Menyusul semakin bertambah banyaknya pengguna ponsel pintar, lalu lintas komunikasi mobil akan meningkat dua kali lipat setiap tahun selama empat tahun ke depan, demikian prediksi perusahaan komputer Cisco.

Itu artinya, kemacetan yang waktu ini terjadi kadang-kadang saja, akan sama sekali macet total di masa mendatang, khususnya di kerumuman-kerumunan besar seperti pada ajang pertandingan olah raga di olimpiade.

Apakah diperlukan jalur tambahan? Dulu, perusahaan ponsel menggunakan teknisinya yang inovatif untuk meningkatkan kapasitas.

Dengan mengambil lompatan dari 2G ke 3G misalnya, para teknisi akan mampu memampatkan 5 sampai 10 kali lebih banyak bit per detik untuk setiap satu Hertz spektrum gelombang elektromagnetik, kata Simon Saunders dari Real Wireless, Inggris.

Itu artinya lebih banyak lagi data yang langsung mempersibuk lalu lintas telekomunikasi.

Banyak operator telepon yang kini optimistis bahwa opsi untuk mengatasi itu adalah memperlebar pita jaringan (bandwidth).

"Jika jumlah kendaraan di jalan bebas hambatan meningkat empat kali tanpa ada jalur tambahan maka segala sesuatunya akan melambat," kata Christopher Guttman-McCabe, Wakil Presiden CTIA - The Wireless Association, Washington DC, membuat analogi.

Oleh karena itu, demikian Christopher, "Kita memerlukan banyak jalur tambahan."

Dengan cara begitu, potongan-potongan spektrum gelombang 5 MHz yang digunakan operator telepon mobil pada transmiter-transmiter mereka, harus dialihkan.

Namun sebelum ini dilakukan, pemerintah mesti membujuk dahulu para operator seluler untuk memanfaatkan jalur-jalur yang belum penuh digunakan.

Ini karena kebanyakan spektrum gelombang 400 MHz dan 3 GHz telah digunakan oleh militer, stasiun televisi, dan komunikasi satelit.

Maka kini adalah saatnya untuk merundingkan lagi pembagian bandwidth seperti mengubah sistem analog pada pembuatan video di televisi, menjadi beralih ke teknologi digital.

Militer AS dan Inggris yang menggunakan spektrum gelombang luas, mesti membagi penguasaan spektrum gelombangnya itu.

Di AS sendiri, Komisi Komunikasi Pemerintah, mengamini rekomendasi ini dengan menyatakan potongan gelombang 500 MHz yang saat ini dikuasai ekslusif oleh militer, menjadi terbuka juga untuk pengguna ponsel.

Sementara otoritas komunikasi Inggris, Ofcom, berencana merealokasikan hampir 300 MHz untuk sejumlah jaringan seluler. Sayangnya, reformasi pita jaringan itu harus menunggu satu sampai sepuluh tahun lagi.

Tapi jika pun spektrum gelombang tambahan itu diberikan sekarang, maka sudah pasti pengguna ponsel pintar siap menyantapnya dengan lahap.

"Sekalipun Anda melipatgandakan gelombang yang tersedia, Anda tetap bakal menghadapi masalah di beberapa tahun kemudian. Permintaan itu tak pernah ada puas-puasnya," kata Stirling Essex dari CRFS, sebuah perusahaan komunikasi Inggris.

David Cleevely, pakar komunikasi nirkabel Inggris, mempertegas hal ini dengan memakai analogi hukum ekonomi. "Para ekonom mengajarkan bahwa saat semuanya digratiskan maka orang akan berlomba menggunakannnya banyak-banyak."

Cleevely menyatakan operator telekomunikasilah yang mesti mendisiplinkan diri. Salah satu perusahaan telekomunikasi dari AS, AT&T yang menawarkan akses internet ke pengguna iPhone, menyepakati usul ini.

Juni lalu, dalam rangka mendisiplikan pengguna dan menegakkan tanggung jawabnya terhadap kesediaan jaringan, perusahaan itu mengumumkan harga baru akses internet via iPhone, masing-masing untuk paket 200 megabyte dan 2 gigabyte dengan harga US$15 dan US$25.

Langkah ini tidak merugikan mayoritas pengguna iPhone, karena dengan cara itu pelanggan juga bisa berhemat. Selain itu dengan cara demikian, AT&T memberi tahu pelanggannya bahwa mereka tak selamanya bisa mengakses data tanpa batas, dengan harga semurah-murahnya.

Masih ada cara lain yang lebih murah namun ekstensif, yaitu menginstal transmiter ponsel di rumah atau kantor.

Transmiter-transmiter itu menjadi semacam router nirkabel dan ditambahkan pada koneksi broadband yang tetap bisa memberi layanan meski berada di luar jangkauan.


http://www.mediaindonesia.com/read/2010/11/04/179803/46/7/Waduh-Jaringan-Seluler-Bisa-Ambruk-di-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar