Pendahuluan
Perkembangan teknologi komputer yang pesat telah
memacu munculnya berbagai aplikasi baru termasuk di bidang pendidikan. Computer
Aided Instruction (CAI) adalah salah satu revolusi di bidang
pendidikan berbasis teknologi multimedia. CAI diharapkan dapat dijadikan
alternatif bagi pengembangan sistem pendidikan yang lebih efektif dan efisien
dengan biaya yang lebih rendah di masa mendatang.
Sejak awal ditemukannya teknologi komputer, para
pendidik sudah meyakini bahwa komputer sangat potensial untuk dimanfaatkan
dalam bidang pendidikan. Keyakinan ini dibuktikan dengan berkembangnya
produk-produk teknologi komputer untuk bidang pendidikan.
Pada tahap awal, pengembangan materi ajar menggunakan
pendekatan Computer-Based Instruction (CBI). Tahapan belajar dipandu
secara instruksional melalui program yang dirancang khusus pada media mainframe
dengan menggunakan bahasa mesin. Dengan perkembangan teknologi komputer,
CBI mulai dimanfaatkan pada mesin-mesin minicomputer, workstation sampai
ke PC. Pergeseran ini mengurangi biaya pengembangan materi ajar.
Pada tahap berikutnya sekitar tahun 1960-an,
dikembangkan pendekatan baru yang lebih menitikberatkan proses pembelajaran
berbasis komputer yang berorientasi pada struktur informasi untuk
merepresentasi cara belajar manusia. Pendekatan ini disebut Intelligent
Tutoring System (ITS). Pendekatan ini di tahap awal tidak berkembang dengan
baik karena beberapa sebab. Pertama, ilmu pengetahuan tentang kognisi manusia
masih relatif belum matang sejalan dengan tahap awal ilmu komputer. Kedua,
pemodelan yang kompleks dan sistem berbasis aturan ternyata membutuhkan computing
power yang tinggi yang belum tersedia pada saat itu. Kedua
pendekatan tersebut di atas berkembang sejalan dengan semakin matangnya
teknologi komputasi. Di tahun 1980-an, teknologi CBI lebih menitikberatkan pada
penyempurnaan instruksional komputer menjadi bentuk template yang
menghindarkan perancang materi ajar dari kerumitan pemrograman komputer.
Pendekatan ini menggabungkan isi dan kendali ke dalam satu bundel untuk
memperoleh materi ajar yang diharapkan. Sedangkan kelompok kedua terus
mengembangkan pendekatan Intelligent Tutoring System (ITS) yang
memisahkan materi ajar dengan kendalinya. Konsep ini memungkinkan materi ajar
dikomposisi secara fleksibel untuk mencapai sasaran belajar yang diharapkan.
Salah satu aspek yang memainkan peranan penting dalam kesuksesan implementasi Computer
Aided Instruction adalah tersedianya materi ajar elektronik yang dirancang
sesuai dengan kebutuhan. Dengan tersedianya materi ajar tersebut pada berbagai
topik dan juga tingkatan akan sangat membantu guru dalam proses belajar
mengajar. Bentuk bantuan tersebut dapat berupa penelusuran topik dengan cepat,
kelengkapan sumber belajar, penyimpanan yang kompak serta dapat
memvisualisasikan penjelasan secara interaktif.
1.1 Definisi Computer Aided Instruction
Istilah Computer Aided Instruction (CAI)
dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan
di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Pada umumnya CAI merupakan
segala kegiatan pendidikan yang menggunakan media komputer. Banyak pula
penggunaan terminologi yang memiliki arti hampir sama dengan CAI. Web based
learning, online learning, computer-based training/learning, distance learning,
e-learning, dan lain sebagainya adalah terminologi yang sering digunakan
untuk menggantikan CAI. Terminologi CAI sendiri dapat mengacu pada semua
kegiatan pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan media elektronik atau
teknologi informasi.
1.2 Ciri Sistem Computer Aided Instruction
Adapun
ciri-ciri sistem CAI, yaitu:
a. Pelajar
dapat mengakses materi ajar: (i) Tanpa dibatasi waktu. (ii) Tanpa dibatasi
ruang dan tempat.
b. Dukungan
komunikasi: (i) Sinkron. (ii) Asinkron. (iii) Dapat direkam.
c. Jenis
materi ajar: (i) Multimedia (teks, gambar, audio, video, dan animasi).
d. Paradigma
pendidikan “learning-oriented”: (i) Asumsi: setiap pelajar ingin belajar
dengan sebaik-baiknya. (ii) Pelajar akan secara aktif terlibat dalam membangun
pengetahuannya dan mengaitkannya dengan apa-apa yang telah diketahuinya atau
dialaminya.
1.3 Strategi Computer Aided Instruction
Banyak kasus kegagalan menerapkan CAI yang
terjadi di organisasi seluruh dunia karena organisasi tersebut tidak
mempersiapkan strategi penerapan CAI yang handal. Kasus kegagalan
menerapkan CAI yang paling sering terjadi disebabkan tidak ada strategi
biaya. Praktisi pelatihan tidak akan menemui banyak kesulitan dalam meminta
dana anggaran CAI saat pertama kali. Manajemen tergiur manfaat penerapan
CAI sehingga mereka mudah memberikan dana. Akan tetapi, masalahnya biaya
awal akan terus membengkak tanpa strategi yang handal. Pihak manajemen tidak
akan senang dimintai dana terus-menerus.
1.3.1 Manfaat Strategi Computer Aided Instruction
Penyusunan strategi untuk CAI sangat bermanfaat
untuk:
a. Memperjelas tujuan pembelajaran dan pengajaran yang
ingin dicapai.
Adanya strategi penerapan CAI yang baik membuat
jenis pembelajaran dan pengajaran untuk suatu lembaga atau organisasi lebih
terencana dan terarah kepada peningkatan mutu pembelajaran dan pengajaran lebih
cepat tercapai.
b. Mengetahui sumber daya yang dibutuhkan
Strategi yang baik harus menggambarkan kondisi
sekarang, kondisi yang akan dicapai, dan hal-hal yang harus dilakukan (action
plan). Perumusan strategi yang lengkap memperlihatkan secara jelas resource
yang dibutuhkan, baik dalam bentuk sumber daya manusia, keuangan,
infrastruktur, dan lain-lain.
c. Membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap
mengacu pada tujuan yang sama
Adanya strategi yang jelas membuat semua pihak yang
terlibat mengacu pada jadwal dan rencana kegiatan (action plan) yang
sama. Mereka dapat menyelaraskan usaha berdasarkan strategi dan mengarahkan
usaha pada tujuan yang sama agar mudah dicapai.
d. Mengetahui pengukuran keberhasilan
Strategi penerapan CAI yang baik akan
mengikutsertakan pengukuran. Strategi memiliki tujuan akhir berupa target
pelaksanaan. Target tersebut dapat menjadi ukuran. Apabila target tercapai,
maka penerapan CAi dapat dikatakan sukses.
1.3.2 Struktur Strategi Computer Aided Instruction
Langkah-langkah menyusun strategi CAI melibatkan
empat tahap:
1. Analisis
Faktor-faktor
yang dianalisis:
a. Kebutuhan
pembelajaran dan pengajaran
Analisis
kebutuhan pembelajaran dan pengajaran akan melihat keadaan pembelajaran dan
pengajaran sekarang dan apakah keberadaan CAI dapat memberikan dampak
positif.
b. Kebutuhan pelatihan
Analisis
kebutuhan pengajaran akan melihat kebutuhan pembelajaran dari segi pengajaran
secara lebih spesifik dan hubungannya dengan CAI. Analisis mengulas
dasar-dasar praktik analisis kebutuhan pelatihan (Training Need Analysis),
dimana terlihat perbedaan (gap) antara kinerja yang dibutuhkan
organisasi dengan kinerja sumber daya manusia yang sebenarnya. Analisis
perbedaan sering disebut gap analysis.
c. Budaya
organisasi
Analisis
juga dilakukan terhadap kultur perusahaan, apakah kultur tersebut cocok dan
kondusif untuk menerapkan CAI.
d. Infrastruktur
Menganalisis keadaan teknologi dan infrastruktur
organisasi dari segi pelaksanaan CAI.
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan sesuatu yang harus dilakukan
dalam strategi apapun. Hasil analisis tahap sebelumnya menjadi dasar proses
menyusun rencana penerapan CAI. Perencanaan yang dibuat meliputi banyak
aspek strategi. Aspek perencanaan utama yang harus ditinjau adalah:
a. Network
Bagian ini merencanakan apa yang harus disiapkan dari
segi infrastruktur dan teknologi agar dapat menerapkan CAI sesuai
keinginan.
b. Learning Management System
e-learning memerlukan suatu sistem sebagai platform untuk
menjalankannya. Sistem tersebut sering dinamakan Learning Management System (LMS).
Oleh karena itu, perlu direncanakan pula fungsi-fungsi yang harus dimiliki LMS
dan bagaimana mengembangkannya agar sesuai kebutuhan.
c. Materi
Hasil analisis kebutuhan pelatihan yang dilakukan
tahap sebelumnya berhubungan erat dengan merencanakan materi pelajaran CAI.
Materi yang ditawarkan harus sesuai hasil analisis kebutuhan pelatihan.
Merencanakan apakah materi pelajaran ingin dibuat sendiri atau dibeli dari
perusahaan penyedia jasa CAI.
d. Marketing
Agar mencapai hasil maksimal, harus dibuat pelajar
agar karyawan tertarik dan berminat mencoba CAI. Oleh karena itu, harus
direncanakan cara pemasaran atau promosi yang cocok dan merencanakan pula cara
menyiapkan anggota organisasi, agar mereka dapat menerima CAI. Cara-cara
ini sering disebut change management.
3. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dapat dibagi menjadi tiga bagian
berdasarkan waktu pelaksanaan.
a. Pre-launch
Di sini, akan dilaksanakan kegiatan yang harus
dipersiapkan sebelum peluncuran CAI. Pada dasarnya, harus dipastikan
bahwa produk tidak memiliki kelemahan atau kekurangan. Tindakan yang dilakukan
termasuk testing terakhir (Users’ Acceptance Test), pilot project,
focus group, promosi (poster, email teaser, dan sebagainya).
b. Launch
Setelah semua persiapan selesai, masuk ke bagian
peluncuran atau perkenalan e-learning kepada seluruh anggota organisasi.
Peluncuran perdana dapat diadakan melalui bermacam pendekatan dan cara, baik
yang besar maupun sederhana.
c. Post-launch
Setelah memperkenalkan program CAI kepada
seluruh anggota organisasi, melakukan beberapa kegiatan untuk menjaga tingkat
keikutsertaan anggota dalam program CAI dan cara menjaga kepuasan
pembelajaran peserta pelatihan.
4. Evaluasi
Setelah melaksanakan rencana penerapan CAI dan
anggota organisasi mencoba mengikuti dan mengambil materi yang ditawarkan,
melakukan penilai keberhasilan program. Penilaian akan dilakukan secara
bertahap sebagai berikut:
a. Level 1
Mengukur kepuasan peserta pelatihan dari segi
interaksi dan tampilan program CAI.
b. Level 2
Mengukur hasil pembelajaran, apakah peserta pelatihan
dapat menyerap materi.
c. Level 3
Mengukur apakah materi pembelajaran benar-benar
digunakan oleh peserta pelatihan ketika melakukan kegiatan sehari-hari sehingga
kinerja meningkat.
d. Level 4
Mengukur berapa banyak hasil yang didapat dengan
adanya pelatihan CAI sehingga kinerja sumber daya manusia meningkat.
Hasil tersebut dapat dibandingkan dengan jumlah investasi yang ditanam agar
mendapatkan hasil ROI (return on investment) dari penerapan CAI.
Setelah evaluasi, kemudian kembali dilakukan analisis,
perencanaan dan pelaksanaan untuk mengembangkan program CAI. Jadi, hasil
evaluasi yang dilakukan akan menjadi bahan analisis untuk mengembangkan
strategi berikutnya. Apabila hasil evaluasi penerapan CAI kurang
memuaskan, maka harus dianalisis dan mencari penyebabnya, agar dapat
merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengatasinya.
1.4 Perencanaan Computer Aided Instruction
Untuk merencanakan CAI, perlu dilakukan
observasi sebagai berikut:
a. Biaya untuk mengonversi instruksi dalam kelas
menjadi format elektronik multimedia.
b. Migrasi semua kursus pada saat yang bersamaan atau
dalam satu bagian.
c. Membangun sistem sendiri atau menggunakan tenaga
perusahaan lain.
d. Memeriksa efektivitas dari proses migrasi.
e. Isu-isu mengenai faktor manusia dalam penerimaan
migrasi ke CAI dan latihan terbaik untuk mengatasi faktor-faktor
tersebut.
1.5 Pelaksanaan Computer Aided Instruction
Pada pelaksanaannya, CAI tampaknya lebih banyak
digunakan di dunia bisnis. Dari penelitian yang dilakukan oleh Diane E. Lewis
pada tahun 2001 (Lewis, 2002) diketahui bahwa sekitar 42% dari 671 perusahaan
yang diteliti telah menerapkan program pembelajaran elektronik dan sekitar 12%
lainnya berada pada tahap persiapan/perencanaan. Di samping itu, sekitar 90%
kampus perguruan tinggi nasional juga mengandalkan berbagai bentuk pembelajaran
elektronik, baik untuk mengajarkan para mahasiswanya maupun untuk kepentingan
komunikasi antara sesama dosen. Kemajuan yang demikian ini sangat ditentukan
oleh sikap positif masyarakat pada umumnya, pimpinan perusahaan, peserta didik,
dan tenaga kependidikan pada khususnya terhadap teknologi komputer dan
internet. Sikap positif masyarakat yang telah berkembang terhadap teknologi
komputer dan internet antara lain tampak dari semakin banyaknya jumlah pengguna
dan penyedia jasa internet. Adapun secara khusus bila diuraikan satu per satu,
maka pelaksana dari sistem CAI dapat dibagi sebagai berikut:
a. Project Manager
Project manager atau manajer proyek adalah pelaksana
inti proyek implementasi CAI.
b. Sponsor
Sponsor bukanlah pihak yang membiayai CAI,
tetapi orang yang bertindak mewakili organisasi untuk memastikan penerapan CAI
mencapai hasil yang diinginkan.
c. Konsultan Teknologi Informasi
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang sponsor atau project
manager mungkin tidak mengetahui teknologi CAI secara mendalam dan
struktur teknologi informasi yang dimiliki organisasi. Mereka memerlukan
seorang konsultan Teknologi Informasi (TI).
d. Subject Matter Expert
Dalam membuat materi atau pelajaran CAI,
diperlukan seorang Subject Matter Expert (SME). Seorang SME adalah
seseorang yang mengetahui materi secara mendalam.
e. Instructional Designer
Instructional Designer bertanggung
jawab mengatur materi pelajaran. Seorang Instructional Designer bertugas
mulai dari merancang tujuan pelatihan, rangka modul pelatihan, aktivitas yang
diperlukan, sampai tes atau evaluasi pelatihan.
f. Developer
Developer harus dapat menghasilkan desain gambar yang menarik
dan menuangkannya ke dalam pelajaran CAI yang berkesinambungan. Oleh
karena itu, seorang developer harus memiliki kemampuan graphic design
dan programming komputer.
g. Administrator
Selain semua peran di atas, tim implementasi CAI membutuhkan
seorang yang menangani administrasi semua proses. Administrator perlu
mendokumentasikan hasil rapat, komunikasi yang terjadi antarbagian yang
terkait, pendistribusian informasi, membantu project manager dan sponsor
dalam memantau pemakaian budget, dan lain-lain.
1.6 Keuntungan dan Keterbatasan Computer Aided
Instruction
1.6.1 Keuntungan
Adapun keuntungan yang ditawarkan dari penggunaan CAI
yaitu:
a. Mampu mengurangi biaya pelatihan.
b. Fleksibilitas waktu.
c. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran.
d. Standarisasi pengajaran.
e. Efektivitas pengajaran.
f. Dapat menyimpan data pelajar, pelajaran, dan proses
pembelajaran yang berlangsung.
1.6.2 Keterbatasan
Adapun keterbatasan yang dimiliki CAI yaitu:
a. Penggunaan CAI menuntut budaya self-learning,
dimana seseorang memotivasi diri sendiri agar mau belajar.
b. Membutuhkan investasi awal yang cukup besar untuk
memulai mengimplementasikan CAI, misalnya desain dan pembuatan program,
membeli komputer, dan sebagainya.
c. Karena teknologi yang digunakan beragam, ada
kemungkinan teknologi tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi
konflik teknologi sehingga CAI tidak berjalan baik.
d. Tidak semua materi yang dapat diajarkan melalui CAI,
misalnya dalam hal kegiatan fisik, seperti olahraga dan instrumen musik, sulit
disampaikan melalui CAI secara sempurna.
daftar pusaka
Kusumadewi, Sri.
Artificial Intelligence Teknik
dan Aplikasinya. Yogyakarta
:
Graha Ilmu. 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar