Sejarah
Awal Desain Grafis
Pelacakan perjalanan sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak peninggalan manusia dalam bentuk lambang-lambang grafis (sign & simbol) yang berwujud gambar (pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului tulisan karena gambar dianggap lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan alam (flora, fauna,landscape dan lain-lain).
Tulisan/ aksara merupakan hasil konversi gambar, bentuk dan tata aturan komunikasinya lebih kompleks dibandingkan gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak kapan manusia memulai menggunakan gambar sebagai media komunikasi. Manusia primitif sudah menggunakan coretan gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu binatang. Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis.
Pelacakan perjalanan sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak peninggalan manusia dalam bentuk lambang-lambang grafis (sign & simbol) yang berwujud gambar (pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului tulisan karena gambar dianggap lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan alam (flora, fauna,landscape dan lain-lain).
Tulisan/ aksara merupakan hasil konversi gambar, bentuk dan tata aturan komunikasinya lebih kompleks dibandingkan gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak kapan manusia memulai menggunakan gambar sebagai media komunikasi. Manusia primitif sudah menggunakan coretan gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu binatang. Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis.
Pengertian
Grafika adalah segala cara pengungkapan dan perwujudan dalam bentuk huruf,
tanda, dan gambar yang diperbanyak melalui proses percetakan guna disampaikan
kepada khalayak. Contohnya adalah: foto, gambar/drawing, Line Art, grafik,
diagram, tipografi, angka, simbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan
lain-lain. Seringkali dalam bentuk kombinasi teks, ilustrasi, dan warna.
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art.
Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain). Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Unsur-Unsur Visual
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art.
Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain). Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Unsur-Unsur Visual
Elemen atau
unsur merupakan bagian dari suatu karya desain. Elemen-elemen tersebut saling
berhubungan satu sama lain. Masing-masing memiliki sikap tertentu terhadap yang
lain, misalnya sebuah garis mengandung warna dan juga memiliki style garis yang
utuh, yang terputus-putus, yang memiliki tekstur bentuk, dsb. Elemen-elemen
seni visual tersusun dalam satu bentuk organisasi dasar pronsip-prinsip
penyusunan atau prinsip-prinsip desain. Dalam hal ini, susunan tersebut sering
kali dijadikan dasar pertimbangan atas suatu kritik seni.Unsur-Unsur Visual
Titik adalah
salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, di mana dimensi memanjang
dan melebarnya dianggap tak berarti. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk
kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu.
Garis dianggap
sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek
hingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas
limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta
dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang,
zigzag, dan lainnya.
Bidang
merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari
bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang
geometri/beraturan dan bidang non geometri alias tidak beraturan. Bidang bisa
dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, dan
dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis
atau lebih.
Ruang dapat
dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antara objek
berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan
tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu.
Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba
tetapi dapat dimengerti.
WARNA
Warna sebagai
unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaannya
ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata ditentukan oleh
cahaya. Permasalahan mendasar dari warna di antaranya adalah Hue (spektrum
warna), Saturation (nilai kepekatan), dan Lightness (nilai cahaya dari gelap ke
terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0 hingga 100. Hal yang paling
menentukan adalah Lightness.
Tekstur adalah
nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik, tekstur dibagi menjadi tekstur
kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek
tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan semu. Disebut
tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan. Misalnya, bila
suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Sementara
itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan dan
perabaan. Misalnya, bila dilihat tampak kasar, tetapi ketika diraba ternyata
sebaliknya, yaitu terasa halus.
Variabel Penyusunan Unsur Visual
Unsur-unsur visual dalam desain grafis disusun dengan berbagai kemungkinan efek penampilan yang bervariasi. Variabel penyusunan unsur-unsur visual meliputi kedudukan, arah, ukuran, jarak, bentuk, dan jumlah.
Unsur-unsur visual dalam desain grafis disusun dengan berbagai kemungkinan efek penampilan yang bervariasi. Variabel penyusunan unsur-unsur visual meliputi kedudukan, arah, ukuran, jarak, bentuk, dan jumlah.
Kedudukan, adalah masalah di mana suatu objek yang terbentuk oleh unsur-unsur visual ditempatkan.
Arah, memberikan pilihan mengenai ke arah mana suatu objek dihadapkan dan bagaimana efeknya terhadap hubungan suatu objek dengan objek lainnya.
Ukuran, menentukan kesan besar-kecilnya sesuai peranannya.
Jarak, bentuk dan jumlah berpengaruh terhadap kepadatan, bobot, dan keluasan ruang atau bidang di mana berbagai objek dihadirkan.
Penyusunan unsur-unsur visual agar memiliki daya tarik yang prima memerlukan variasi. Namun, terlalu banyaknya jumlah variasi akan menimbulkan kesan ruwet. Dengan demikian, perlu kiranya memerhatikan masalah komposisi beserta prinsip-prinsip menuju ke arah harmonisasi.
Desain grafis
pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan
brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga
diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain
interaktif atau desain multimedia.
Batasan Media
Desain grafis pada awalnya
diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai
tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan
dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau
desain multimedia.
Batas dimensi
pun telah berubah seiring perkembangan pemikiran tentang desain. Desain grafis
bisa diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakup pengolahan
ruang.
Peralatan yang
digunakan oleh desainer grafis adalah ide, akal, mata, tangan, alat gambar
tangan, dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai
sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual.
Pada
pertengahan 1980,
kedatangan desktop publishing
serta pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu
generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan image 3D
yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah. Desain grafis dengan
komputer memungkinkan perancang untuk melihat hasil dari tata letak atau
perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau
untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak
ruang.
Seorang
perancang grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang
kompleks secara cepat, dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat
untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer.
Budaya Massa dan Masyarakat Konsumtif • Wabah
Konsumerisme yang melanda pelbagai negara berkembang, menjadiMega-konsumtif dan
disadari sebagai akibat logis dari industrialisasi. Tuntutanperputaran ekonomi
antara produsen dan konsumen, menjadi hukum yang harusdipatuhi oleh
negara-negara itu.• Sejalan dengan perkembangan itu, pelbagai terbitan,
katalog, majalah, daniklan, kerapkali dibuat oleh produsen dan penjual, sebagai
cara untuk membujukdan memperluas jaringan konsumen. Iklim Kapitalisme di
negara maju,cenderung membentuk masyarakat menjadi konsumen yang setia dan
fanatikterhadap produk yang ditawarkan. Bahkan pelbagai perusahaan besar,
secarakhusus membangun masyarakat konsumennya secara teroganisir dengan
sistemsponsor, donatur, atau binaan yang lain.• Pada periode akhir tahun
1950-an, ketika pendekatan desain lebih mengarahkepada
penggayaan (styling) guna memenuhi selera pasar yang majemuk dansemakin kritis
terhadap desain, masyarakat justru mulai bosan dengan desainyang kaku dan
standar. Sehingga muncul ejekan terhadap desain sebagai:"keusangan
terencana" atau umur produk yang direncanakan sependekmungkin. Gejala
tersebut terlihat dari usaha para pembuat barang untukmemperpendek usia produk
dan menerapkan pergantian model yang cepat.Masyarakat terus dibujuk,
dipengaruhi, dan dipacu untuk membeli. Gejala inidiamati secara kritis oleh
seorang ahli sosiologi Vance Packard dalam buku: Theidden Persuader (1957), The
Status Seeker (1959), dan The Waste Maker (1960).Packard berusaha menunjukkan,
bagaimana dalam iklim Kapitalisme bebas,industri memiliki watak untuk
memperbesar usaha secara cepat dan sinambung.Dengan cara ini, "masyarakat
konsumen" dibentuk menjadi "masyarakatkonsumtif".5.3
Pop-Modernisme• Wabah konsumerisme yang melanda Amerika dan Eropa, merupakan
implikasikemajuan pesat desain dalam hal penggayaan. Pada awal perkembangan desainmasa
rekonstruksi sebagai dampak Pasca Perang Dunia II, yang giatmendominasi
aktivitas inovasi desain dan manufaktur terhadap barangkonsumsi. Dengan cara
memanipulasi produk yang diselaraskan dengan selerapasar, menyebabkan banjir
barang konsumsi.• Budaya konsumerisme Amerika terhadap Inggris ditandai sejak
Perang Dunia IIusai, banyaknya barang cetakan, majalah, serta reklame berasal
dari danmembawa pengaruh kebudayaan Amerika. Pada tahun-tahun tersebut di
Eropamemang muncul perhatian serius terhadap American Way of Life, karenavitalitas,
kekayaan materil, dan kemajuannya di segala bidang menonjol sekali.• Tahun
60-an, ledakan bayi (baby boomers) pasca perang, mulai menginjakmasa remaja dan
dewasa, populasi kaum muda ini dianggap paling besar dalam
sejarah. Di negara Barat, gejala ini ditandai oleh
fenomena Youthquake, yaitugelombang pencarian identitas diri kaum muda, gerakan
ini bercirikan:Resentment, berupa penolakan terhadap batasan nilai atau norma
kolot yangterlalu kaku, otoriter, dan dekaden; Reaction, berupa reaksi terhadap
segalabentuk kesewenangan dan kemapanan; Rebelliousness, berupa
aksipemberontakan dan dianggap sebagai hal yang melatarbelakangi
terjadinya"budaya pop".
• Di Amerika Andy Warhol dan Roy Lichenstein merrintis Seni Pop (Pop Art).
Pop,berusaha mengangkat simbol dan idiom budaya massa sebagai kaidah seni, dandiyakini sebagai karya estetika tinggi. Dalam konsep Pop, kaidah seni dankeindahan yang lazim seakan-akan dijungkirbalikkan.
• Pop, begitu bebas dengan kemungkinan baru dan perpaduan gaya secara taklazim. Walaupun hakikatnya, Pop dipengaruhi oleh perlawanan estetika kaumDadaisme, Surealisme, dan Seni Optik (Optical Art) -- terutama dalam tampilanwarna dan garis--, namun ciri inovasi kreatif Pop yang khas terletak padakebebasan, kesegeraan (instant), dan pakai-buang (expendable).
• Pop dianggap bukan lagi sebagai suatu kritik seperti pada awalnya, dan jatuhmenjadi sekadar model atau gaya. Sisa perlawanan Pop muncul dalam pelbagaikegiatan radikal, beragam, dan bersifat anarkis. Lahirnya kelompok Hippies yangserba bebas, atau kelompok pencari mistik dari Timur (Hare Krishna dan MeherBaba), merupakan kompensasi gerakan yang mulai memudar. Kemudian munculkelompok pemuda radikal semacam Hell Angels atau Baeder Meinhof di Jerman,kelompok sadar lingkungan Green Peace, gerakan Humanisme Anti Perang, ataugerakan Anti Rasial. Warna lain dari sisa Pop, bisa kita lihat dari gerakanWomen's Lib, gaya Punk di Inggris, dst.
• Pop secara hakiki, sebenarnya mengandung pembangkangan dan kritikterhadap budaya modern dan kemapanan. Misalnya dalam dunia musik seperti:The Beatles, The Rolling Stone, Jimmy Hendrix, Janes Joplin, Frank Zappa, JohnLenon, dan banyak tokoh idola kaum muda kehilangan massa anutan.• Kebudayaan pop yang lahir periode berikutnya, cenderung sebagai aksimencari popularitas, sehingga banyak dimanfaatkan untuk menunjang kegiatanekonomi dan publikasi. Kekalahan Amerika di Vietnam pun dapat dimanfaatkanuntuk mengeruk keuntungan ekonomi dengan melahirkan tokoh "Rambo"Silvester Stallone dan Chuck Norris. Bahkan bintang olahraga seperti: MichaelChang, Magic Johnson, Mike Tyson, atau Michael Jordan kemudian menjadi tokohidola baru kaum muda, yang mulai kehilangan sifat pemberontakannya. Disamping juga maha bintang Michael Jackson, Madonna, Phil Collins, atau GloriaEstefan tetap dipuja sebagai bagian budaya pop dunia dengan "warna" baruyang bersifat anti kekerasan, perang terhadap X-tasy, obat bius, AIDs, dan nuklir.
• Di Amerika Andy Warhol dan Roy Lichenstein merrintis Seni Pop (Pop Art).
Pop,berusaha mengangkat simbol dan idiom budaya massa sebagai kaidah seni, dandiyakini sebagai karya estetika tinggi. Dalam konsep Pop, kaidah seni dankeindahan yang lazim seakan-akan dijungkirbalikkan.
• Pop, begitu bebas dengan kemungkinan baru dan perpaduan gaya secara taklazim. Walaupun hakikatnya, Pop dipengaruhi oleh perlawanan estetika kaumDadaisme, Surealisme, dan Seni Optik (Optical Art) -- terutama dalam tampilanwarna dan garis--, namun ciri inovasi kreatif Pop yang khas terletak padakebebasan, kesegeraan (instant), dan pakai-buang (expendable).
• Pop dianggap bukan lagi sebagai suatu kritik seperti pada awalnya, dan jatuhmenjadi sekadar model atau gaya. Sisa perlawanan Pop muncul dalam pelbagaikegiatan radikal, beragam, dan bersifat anarkis. Lahirnya kelompok Hippies yangserba bebas, atau kelompok pencari mistik dari Timur (Hare Krishna dan MeherBaba), merupakan kompensasi gerakan yang mulai memudar. Kemudian munculkelompok pemuda radikal semacam Hell Angels atau Baeder Meinhof di Jerman,kelompok sadar lingkungan Green Peace, gerakan Humanisme Anti Perang, ataugerakan Anti Rasial. Warna lain dari sisa Pop, bisa kita lihat dari gerakanWomen's Lib, gaya Punk di Inggris, dst.
• Pop secara hakiki, sebenarnya mengandung pembangkangan dan kritikterhadap budaya modern dan kemapanan. Misalnya dalam dunia musik seperti:The Beatles, The Rolling Stone, Jimmy Hendrix, Janes Joplin, Frank Zappa, JohnLenon, dan banyak tokoh idola kaum muda kehilangan massa anutan.• Kebudayaan pop yang lahir periode berikutnya, cenderung sebagai aksimencari popularitas, sehingga banyak dimanfaatkan untuk menunjang kegiatanekonomi dan publikasi. Kekalahan Amerika di Vietnam pun dapat dimanfaatkanuntuk mengeruk keuntungan ekonomi dengan melahirkan tokoh "Rambo"Silvester Stallone dan Chuck Norris. Bahkan bintang olahraga seperti: MichaelChang, Magic Johnson, Mike Tyson, atau Michael Jordan kemudian menjadi tokohidola baru kaum muda, yang mulai kehilangan sifat pemberontakannya. Disamping juga maha bintang Michael Jackson, Madonna, Phil Collins, atau GloriaEstefan tetap dipuja sebagai bagian budaya pop dunia dengan "warna" baruyang bersifat anti kekerasan, perang terhadap X-tasy, obat bius, AIDs, dan nuklir.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar